Selamat Tinggal KMC Kartini1 Rute Semarang-Karimun Jawa

INFO KAPAL — Setelah 17 Tahun Berlayar menemani warga Karimunjawa, Kapal Motor Cepat (KMC) Kartini 1 rute Tanjung Emas Semarang-Karimunjawa Jepara dipensiunkan untuk melayani penumpang.

Selain usianya yang tergolong uzur yakni sekitar 17 tahun, kapal perintis ini juga sudah ada yang menggantikan fungsinya untuk melayani penyeberangan penumpang atau keperluan wisata ke Pulau Karimunjawa.

“Rencana KMC Kartini dipensiunkan. Karena fungsi keperintisan sudah berakhir, artinya, sudah bisa dilayani secara komersial. Selain itu usia kapal ini sudah lebih dari 15 tahun, walaupun kondisinya secara umum masih bagus dan layak operasi,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro, Rabu (16/6/2021).

KMC Kartini digantikan kapal-kapal komersial yang melayani penyeberangan ke Karimunjawa. Misalnya, penyeberangan dari Semarang ke Karimunjawa sudah bisa dilayani kapal dari Pelni.

Sementara, untuk penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa, sudah bisa dilayani dua kapal komersial yakni KMC Bahari Express dan Kapal Motor Penumpang (KMP) Ferry Siginjai. Sehingga fungsi keperintisan KMC Kartini sudah ada yang menggantikan.

Henggar menambahkan, selama pandemi KMC Kartini tidak dioperasionalkan lantaran ada aturan terkait pembatasan wisatawan yang boleh berkunjung ke Karimunjawa.

Penumpang kapal itu juga turun akibat pandemi. Dari jumlah penumpang sebanyak 200 ribuan pada 2019, turun menjadi 53 ribuan pada 2020 lalu.

Rencananya, KMC Kartini akan dilepas dengan dilelang melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Saat ini sedang proses administrasi untuk keperluan lelang.

Mengenai anak buah kapal (ABK) KMC Kartini 1, ia menyampaikan terima kasih atas pengabdian selama belasan tahun melayani rute Semarang-Karimunjawa.

“Dari kondisinya sekarang, (KMC Kartini) sudah tidak sebanding lagi antara biaya operasional dan pendapatannya. Kapal itu jika diperbaiki pun tidak memungkinkan sehingga solusinya dilepas sesuai prosedur yang ada,” kata politikus Partai Gerindra itu.

Informasi yang dihimpun, harga aset tersebut yakni sekitar Rp 8,80 miliar.

Di sisi lain, KMC Kartini 1 mengalami defisit, artinya, biaya operasional lebih tinggi daripada pendapatan.

Pendapatan KMC Kartini 1 pada 2018 sekitar Rp 230,35 juta sedangkan biaya operasional Rp 2,32 miliar atau defisit Rp 2,09 miliar.

Angka defisit itu makin tinggi pada 2019 dengan angka pendapatan Rp 347,27 juta dan biaya operasional Ro 2,54 miliar. Sehingga, defisitnya mencapai Rp 2,19 miliar.

Dari awal peluncurannya pada 2004 silam hingga 2019, total pendapatan KMC Kartini 1 mencapai Rp 14,80 miliar. Sedangkan biaya operasional dari 2004 hingga 2019 sebesar Rp 34,05 miliar sehingga mengalami defisit Rp 19,24 miliar.(mam)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*